 |
gambar kegiatan konsultasi |
Kecenderungan meningkatkan tingkat perceraian mengundang perhatian serius bagi KUA Kecamatan Sleman. Dari 'survey' internal bersadarkan data perceraian dan atau pernikahan baru dengan status cerai hidup pada usia yang masih terbilang muda, dapat disimpulkan bahwa diantara sebab gagalnya perkawinan antara lain ialah : 1) kurangnya persiapan sebelum nikah, baik dari sisi mateiral maupun pengetahuan terkait pernikahan, 2) tidak adanya pendampingan, sehingga pasangan yang sedang mengalami problem keluarga tidak mendapatkan saluran tetap untuk berkonsultasi. Akhirnya mereka 'curhat' kepada teman atau orang yang tidak kompeten bahkan menambah runyam hubungan perkawinan.
Keprihatinan tersebut, membuat KUA Kecamatan Sleman berinisiatif mengembangkan pembinaan ketahanan keluarga berbasis masjid. Intinya, (takmir) masjid diajak/dilibatkan untuk ikut bertanggungjawab menyiapkan pasangan calon pengantin yang mempunyai dasar-dasar keagamaan dan pengetahuan terkait bagaimana membangun keluarga bahagia.
Setelah melalui pertemuan dan diskusi dengan perwakilan takmir masjid se kecamatan sleman, disepakati partisipasi masjid dalam membantu terwujudnya ketahanan keluarga. Caranya, setiap pengantin setelah dan atau bahkan sebelum mendaftar nikah di KUA harus menghadap kepada takmir masjid/tokoh setempat guna mendapatkan wejangan terkait cara-cara membina dan mempertahankan keharmonisan keluarga.
Mereka akan dibekali dua macam form. Form pertama berisi resum yang dibuat oleh calon pengantin atas apa-apa yang dinasehatkan oleh takmir masjid/tokoh masyarakat tersebut. Minimal mereka harus meminta nasehat sebanyak tiga kali dan atau menghadap tiga orang sesepuh. Form kedua, berisi presensi daftar hadir ke masjid untuk mengikuti kegiatan shalat jama'ah dan atau mengikuti pengajian di masjid setempat.
Ikhtiar ini dimaksudkan agar setiap calon pengantin mempunyai tambahan bekal pemahaman terkait keluarga dan apabila dikemudian hari terbentur masalah didalam keluarga, dapat menjadikan takmir masjid/tokoh agama terebut sebagai "konselor", bukan kepada pihak-pihak yang tidak kompeten,
Contoh form 1 :
Contoh form 2 :