Terhitung sejak tanggal pelantikan, 01 Maret 2018, Raden Agung Nugraha, S.Ag., MA, resmi menjadi nahkoda KUA Kecamatan Sleman menggantikan seniornya, Drs. H. Sukirman, MA yang dilantik berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah istimewa Yogyakarta.
Karir Pekerjaan
Agung Nugraha (sering dipanggil mas Agung), mengawali karirnya di kementerian Agama dimulai tahun 1999 ketia ia diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dengan jabatan Calon Pegawai Pencatat Nikah (CPPN) dan ditempatkan pada KUA dilingkungan Kandepag Singaraja Prop. Bali. Selanjutnya Agung ditugaskan sebagai pegawai pada KUA Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung Bali karena kantor Departemen Agama Kab, Singaraja ikut terbakar pada kerusuhan tahun 1999.
Setelah menghadap Kepala Kantor, Drs. Ngakan Ketut Juni, Agung "ditahan", tidak jadi ditempatkan di Nusapenida tetapi ditugaskan menjadi pencatat surat pada Sub Bag Umum Kandepag Kabupaten Klungkung. Pertimbangannya karena kebutuhan yang lebih mendesak di Sekretariat, sementara KUA Nusa Penida sudah ada PPN-nya dan cukup satu orang.
Setelah tugas selama tiga tahun di Bali, Agung berkesampatan pindah ke Jogja pada tahun 2002 dan ditempatkan di KUA Kecamatan Pakem, kemudian diangkat sebagai penghulu di KUA Kecamatan Turi tahun 2007, Promosi sebagai Kepala KUA Kec. Minggir tahun 2012, mutasi sebagai Kepala KUA Kecamatan Kalasan tahun 2017, dan terakhir sebagai Kepala KUA Kecamatan Sleman.
Keluarga
Agung Nugraha terlahir pada 24 Oktober 1971 dari pernikahan antara H. R. Wahonosudiboyo dan Hj. Siti Rahayu. Pada Tahun 2002, Agung menikah dengan Muslichatun Noviana Hermini, SP dan dikaruniai tiga anak, Avi Alifa Failasufa (2003), Alm. Rahma 'Arifatus-tsania (2004) dan Hakam Nurulhaq (2006).
Pendidikan
Agung adalah 'anak kandung' Kementerian Agama, ayahnya yang pegawai Departemen Agama membimbing dan mengarahkan anak-anaknya menempuh pendidikan di sekolah agama. Karenanya tidak berlebihan bila Agung adalah 'anak kandung' Kementerian Agama karena semua jenjang pendidikannya ditempuh pada lembaga kementerian Agama.
Pendidikannya dimulai sebagai murid pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Mutaqien di Medari (lulus 1984), kemudian melanjutkan sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pakem (lulus 1987), berkesempatan 'nyantri" selama tiga tahun di Madrasah 'Aliyah Program Khusus (MAPK) MAN Yogyakarta 1 (lulus 1990), proyek unggulan Menteri Agama Munawir Sadzali, MA, dan kemudian melanjutkan kuliah di Jurusan Peradilan Agama pada Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (lulus 1987). Sepulang dari Bali, Agung Menempuh pendidikan Master pada program Magister Studi Islam Univeesitas Muhammadiyah Yogyakarta pada konsentrasi Pemikiran Hukum Islam.
Organisasi dan Pengabdian Masyarakat
Sejak muda, Agung telah mempunyai kecenderungan pada organisasi sosial dan pengabdian pada Masyarakat. bahkan sejak sekolah Agung biasa tampil menjadi petugas upacara dan sebagai pengurus OSIS.
Kiprah sosial dimulai sejak awal kuliah, ia telah menjadi Ketua Pengurus Karang Taruna (1990-1994), Sekretaris Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) tingkat Desa (1990-1995) dan AMM Kecamatan (1995-2000), serta aktif di BADKO TPA Kecamatan dan Kabupaten (1990-1999).
Dalam bidang keagamaan, Agung merintis penerbitan Bulletin jum'at 'Ibrah (1995), membidangi pendirian BMT. Mitra Reksa Bakti (1995), hingga merintis Pusat Kajian Islam dan Kemasyarakatan (PeKIK) DARUL FIKRI (2003). Agung juga terlibat sebagai Sekretaris LP2A Kecamatan Pakem (2002-2008), Anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sleman, Anggota Asosiasi Nadzir Wakaf Indonesia Kab. Sleman (2010-2014), Anggota Badan Wakaf Indonesia Perwakilan Kab. Sleman (2014-2017), Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pakem (2005-2015), Ketua PCM Pakem (2015-2017) dan Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan PDM Sleman (2015-2020)
Terakhir, sejak 2014, Agung aktif sebagai sekretaris Yayasan Darul Muttaqien Medari yang begerak dalam bidang sosial, pendidikan, pengembangan masjid, bimbingan haji dan pengembangan wakaf produktif.
Semua kegiatan tersebut dijalani dengan penuh semangat dengan mendasarkan pada filosofi Air, 'mengalir dan memberikan manfaat kepada siapa saja' sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah, Sebaik-baik manusia ialah yang memberikan manfaat kepada manusia lainnya.